Your Walle’s Marry Me
Abstrac
Amara Delia Putri atau biasa dipanggil
Rara, gadis berusia 21 tahun, bertubuh mungil, berkulit putih dan kuliah di
salah satu perguruan tinggi negeri di Malang. Nasibnya sungguh sial, peghianatan alias mergoki cowoknya bermesraan dikamar dengan cewek . Ya, cowoknya ketahuan selingkuh, apes emang nasibnya selalu
disakiti cowok, maka setelah kejadian itu dia memutuskan untuk tidak akan
pernah pacaran lagi hingga ada cowok yang bersedia melamarnya alias menikah.
Belum selesei masalah dengan mantanya
dia harus berurusan dengan Alven, cowok ganteng yang katanya idola para cewe
dikampus . Cowok tinggi, berhidung mancung sekilas mirip Lee Mien Hoo itu
sanagat menyebalkan, Rara harus mengganti kerugian kerusakan mobil Alven yang
tidak sengaja di tabraknya. Apa yang harus dilakukannya?
Darimana rara mendapatkan uang sebanyak
itu, maka sebagai gantinya Rara harus bersedia menjadi pembantu dirumah Alven,
akhirnya kontrak kerja dengan perjanjian hitam diatas putih pun dimulai . Namun
Tuhan berkata lain, tidak selamanya nasibnya selalu sial, disaat peristiwa itu sebuah
dompet hitam yang telah ditemukannya membuat semua hidupnya penuh dengan
kejutan, entah siapa pemilik dompet hitam itu, Bukan hanya itu kejutan terakhir
dari dompet itu yaitu sebuah lamaran dari seorang lelaki tinggi, cakep dan
cukup kaya, tidak lain pemilik dompet itu yang tak disangka adalah Alveno
Borena Anggara atau biasa dipanggil Alven yang sekarang menjadi majikannya.
Bab
1
Mall
Hari ini panas banget, rencana mau ke
Mall cari tugas mata kuliah Bahan Tambahan Pangan. Mau gak mau kaki tetap harus
melangkah, tugas itu harus dikumpulin besok.
“ Ra, kamu nyari sebelah sana,q nyari
sebelah sini “, Suara Rini yang selalu semangat ketika masuk Hypermat, ya
maklumlah dia hobby banget masak.
“ Ia, gw kesana..”, Tampang lesu, sambil
manyun.
Setelah 1 jam kita muter seisi Hypermat
komposisi bahan tambahan pangan pun sudah tercatat ditangan. Rara segera
mencari sahabatnya Rini, namun sebelum sempat mencari dia menemukan sebuah
dompet diantara deretan tempat susu.
“ Apaan ni, perfect ya dompet siapa ini?”,
sambil celingukan, gak ada orang.
“Hoe, ngpain?ayo buruan”, suara Rini
tiba-tiba mengagetkanya dari belakang.
“Oh, ia Ring w uda selesei kok”,
Buru-buru memasukan dompet itu kedalam tasnya.
Tak ada niat Rara menggambil dompet itu,
sepanjang perjalanan keluar Hypermat menuju Food Cort dia terus memandangi
kanan kiri, sempet mau menyerahkan dompet itu ke pak satpam yang bertugas
didepan Hypermat namun niatnya diurungkan dan merjanji akan mengembalikannya ke
yang punya.
“ Eh Ra, ngpain sih lo daritadi bengong
mulu?”, Tanya si Rini penasaran dengan muka cemberut.
“ Ehm, Rin..gw gak tau ni rejeki apa
gimana ya?”, Masih aja celingukan lihat kanan kiri.
“ kamu ini kenapa seh Ra, kenapa lo jadi
ketakutan gitu”. Gerutu sahabatnya.
Sambil perlahan mengeluarkan benda warna
hitam itu dan perlahan membukanya. “ Gila dompet siapa tuh?” kaget ketika
membuka dan isinya uang 50 ribuan. “Banyak banget “.
“ Jangan keras-keras lo rin, gw juga gak
tau ni dompet siapa,. Lihat disini ada foto ibu-ibu sama dua anak kecil cowok”.
“ Bodoh ah, yang penting isinya banyak
banget belum lagi ada credit card nya and dua ATM BNI Mandiri “, Ujar si Rini
yang pikiranya udah mulai aneh-aneh dengan uang itu.
“ Gila lo rin, gw berniat mau
ngembalikan dompet ni orang. Malah yang ada Cuma foto and kartu kredit yang gak
penting banget gini, ni dompet gunanya buat belanja sama pemiliknya bayangin
KTP atau identitas apalah gak ad “, sambil bolak balik isi dompet itu.
“ hemm..ia ia ra gw kan Cuma becanda
lagian gw gak mau masuk neraka gara-gara tu uang, tapi kayaknya pemilik dompet
itu om-om tajir dah kalau dilihat dari dompet dan isinya “.
“ Gak mungkin masa selera om-om kaya
anak muda si, dari model dompetnya saja kelihatan anak muda banget, merk nya
Planet Surf, hemm..kelihatan yang punya sih anak muda tajir “, sambil mikir dan
menelan makanan yang sudah dipesannya 30 menit yang lalu.
Waktu sudah menunjukan pukul 16.30,
akhirnya Rana dan Rani pun segera pulang, Rara memutuskan untuk mencari pemilik
dompet itu besok, kalaupun masih tidak ketemu maka dia dan Rani berencana
membuat iklan tentang dompet itu.
Keesokan harinya, Rara dan Rani setelah
selesei kuliah dengan membawa selembaran kecil memulai misinya.
“ Ra, kita mulai dari sekitar kampus aja
ya menempel ni iklan, gak mungkin kita ke mall lagi bisa-bisa kita dimarahin
sama tu satpam “ Usul Rini yang mulai kebingungan mau menempel selebaran itu.
“ Ide bagus Rin, ok dah tapi kita
nempelnya diem-diem aja takutnya setelah kita nempel ni selebaran karena tau
ini dompet mesti pikiranya uangnya banyak mesti banyak orang yang pada ngaku
jadi pemilik dompet ini “.
“ Really, bener juga kata lo Ra “.
Sambil jalan mereka berdua sudah kaya maling jalan disetiap sudut kampus.
Hampir 1 jam mereka berdua menjalankan
misinya itu dan segera mencari sasaran tempat dan kali ini adalah POM bensin.
Mungkin tempat ini yang bakal mudah dikunjungi banyak orang, siapa tau
pemiliknya gak sengaja lewat dan membaca selebaran itu.
“ sampai juga, ini udah POM yang ke tiga
yang kita datangi ra untung POM ini agak sepi, hampir saja kita tadi dimarahin
sama petugas POM gara-gara selebaran kertas ini hingga menarik perhatian semua
orang yang antri bahan bakar, untung saja kita tidak dikeroyok masa gara kita
buat rebut seisi pengunjung POM “, Sambil duduk dan meneguk minuman yang ada di
toko kecil dekat POM.
“ Sorry deh Rin, gw juga tadi gak
nyangka kejadiannya bakal kaya gitu, orang-orang tau aja kalau ada uang mesti
pada rebut. Untung saja kita tadi cepat-cepat melarikan diri “, duduk disamping
sahabatnya dengan muka yang lesu.
Setelah meneguk sebotol Fres Tea mereka
berdua pun memutuskan menghentikan misinya, mungkin itu cukup yang penting
sudah berusaha dan gak mau buat keributan lagi. Sebelum menyebrang jalan ,
tiba-tiba mobil Juke warna putih dari arah berlawanan menyelip dan berhenti mendadak tepat didepan
motor Rara. “ Brruuaaakkkkk “.
“ Sialan!!!! keluari lo “, Jerit Rara
reflek sambil kesakitan, motornya jatuh banting setir.
Namun tak disangka pemilik mobil
ternyata keluar juga dan segera menghampiri Rara yang berada tepat dibelakang
mobilnya. Sesosok cowok tinggi mirip artis korea Lee Mien Ho keluar dari
mobilnya.
“ Oh.. My God Ra, ni manusia dari planet
mana?cakep banget “. Si Rini uda kaya orang kesambet saja dengan posisi masih duduk
dan tak dirasa kan kalau dirinya jatuh tertimpa motor.
“ Heh, Lo orang kalau nyetir mobil pake
mata dong, mentang-mentang situ bawa mobil bisa seenaknya sendiri, emang ini
jalan milik nenek moyang lo?’ Jerit Rara kesal dan berusaha bangun dari
timpahan motornya.
“ kenapa lo yang marah-marah?sehausnya
gw yang marah ke lho, masih untung lho gak gw tabrak”. Si pemuda itu tak mau
kalah tinggi suwaranya.
“ Heh, dasar orang kaya emang gak punya
peri kemanusiaan, sudah tau bersalah masih nyangkal. Lihat ni motor gw lo
tabrak, gw sama temen gw jatuh bukanya minta maaf dan nolongin malah gak
ngerasa salah sama sekali, pokoknya gw minta ganti rugi “. Sahut Rara dengan
muka kesal.
“ Eh cwek tengil, lo piker lo siapa?yang
seharusnya punya mata lo apa gw, lihat rambu-rambu jelas gede terpapang
dilarang berbalik arah alias ni jalan satu arah, ngpain lo tadi balim arah?jadi
siapa sekarang yang salah?”. Pemuda itu sambil nunjuk rambu-rambu di pas
diseberang jalan.
“ Oh, Tuhan apa?”, seketika Rara kaget
tersentak dan tidak percaya melihat tanda rambu itu, sudah sakit malah emang
dia yang salah.
“ Tidaaaakkkkk,, oh no..gw gak mau tau
lihat mobil gw lecet-lecet gw minta ganti rugi atau urusan kita sampai kantor
polisi “, Sambil nglihatin mobilnya bagian depan lecet akibat tabrakan sama
motor Rara.
“ Eh, Lo tu ya, udah tau gw yang elo
tabrak, motor gw yg lebih rusak parah masih saja minta ganti rugi, walapun gw
tau gw yang salah tapi tidak gitu dong caranya, jelas-jelas gw yang lebih
terluka, lagian sudah tau jalan rame masih saja pake kecepatang tinggi “. Rara
yang gak mau kalah dengan pemuda itu.
“ Enak aja lo, semua orang juga tau
disini jalan satu arah, mau ngebut kek mau apa kek urisan gw, yang pasti siapa
saja yang melanggar berbalik jalan dia bakal ketilang, ok kalau memang masih
gak terima kita selesaikan saja ke kantor polisi ”. Seru Pemuda itu semakin
sebel dengan elakan Rara.
Dalam hati Rara emang salah, apalgi dia
juga lupa hari ini dia gak bawa SIM. Urusan bakal ribet lagi kalau sampe pemuda
itu tau.
“ Ok dah gw minta maaf”. Sambil njulurin
tangannya ke pemuda itu.
“ Oh, enak saja minta maaf, pokoknya elo
kudu ganti kerusakan mobil ini titik gak pake koma”.
“ Emang berapa sih”, Rara yang sok
menawarkan harga.
“ Eh, Ra emang lo punya uang bukanya lo
belum dapet kiriman?”, berbisik Rini dibelakang Rara.
“ Gw minta 500 ribu “, Pemuda itu dengan
jelas meyebutkan bilangan rupiah.
“ Apa”, Rara dan Rini serentak kaget. “
Gila mahal banget, lo piker gw anaknya kolongmerat apa?”.
Setelah panjang lebar mereka berdebat,
akhirnya mau gak mau Rara pun menyetujui permintaan pemuda itu dengan mengganti
uang 500 ribu. Dengan alas an rara belum ambil uang maka Rara Cuma ninggalin
no.hp dan KTA diberikan pemuda itu
sebagai jaminan tanggung jawab rara.
Bab
2
Kampus
Hari ini berharap diriinya tidak sial
lagi, sudah bangun kesiangan ada tugas lupa belum diprint. Akhirnya 20 menit
pelajaran Rara pun masuk dalam kelas.
“ Kenapa kamu terlambat?”, Seru suara
tiba-tiba menghentikan langkahnya pas didepan pintu.
“ Maaf pak saya terlambat, tadi
bangunnya kesiangan”. Dengan muka polos Rara menghampiri pak dosen killer itu.
“ Saya tidak mau tahu, Keluarrrr!!! “.
Dosen itu dengan suaranya yang keras.
Akhirnya doa nya belum dikabulkan lagi,
pagi-pagi sudah sial lagi apalagi yang bakal terjadi nanti siang, sore dan
malam.
“ Apes, kenapa gara-gara nih dompet gw
jadi sial mulu sih? Kalau gak gara-gara dompet ini mungkin gw gak bakal hamir
dikeroyok orang seisi POM, gak ketemu pemuda sialan menjengkelkan itu, hari ini
gw gak bangun kesiangan dan gak bakal sampai diusur sana dosen “. Sambil komat
kamit kesal dan membolak balik dompet itu.
Belum 15 menit dia duduk di Gazebo luar
sambil menunggu Rini selesei kuliah tiba-tiba dikejutkan dengan empat pemuda
keluar dari mobil Jazz hitam.
“ Gw gak asing dengan muka pemuda itu,
tapi siapa yang tiga itu mau ngapain mereka, perasaan di fakultasku gak ada
makhluk-makhluk sekeren mereka “, dalam hati sambil melihat cwok-cwok itu.
Tak disadari ternyata empat cwok itu
sudah lebih dulu memperhatikan Rara, tanpa disadari akhirnya mereka berempat
pun jalan menuju arah Rara.
“ Oh, My God dia…gw gak mau sial lagi “.
Segera berbalik arah dan perlahan meninggalkan tempat namun sebelum enam
langkah dia jalan..
“ Mau kemana lo, lo piker lo bisa lari
dari gw”, suara pemuda yang tiba-tiba langsung mendahului tepat didepan Rara.
“ Sapa juga mau lari, gw kan mw
kebelakang “. Dengan suara pelan Rara berusaha mengelas, karena sudah terlanjur
ketangkep basah.
“ Mana uang nya?”. Pemuda itu dengan
menadahkan tangan kanannya ke Rara.
“ Kasih waktu gw, pliss??”. Kali ini
Rara mengalah dengan muka memelas.
“ Ok, gw kasih waktu 1 minggu dan gak
pake ditawar “. Melihat Rara akhirnya pemuda itu menyetujui permintaan Rara.
“ Hah, 1 minggu gila darimana gw dapetin
uang sebanyakitu dalam waktu secepat itu. Lo piker gw babi ngepet apa, 1 bulan
Deal “. Rara yang mulai kesal dan gak terima dengan keputusan pemuda itu.
“ Itu urusan lo, masih untung gw mau
ngasih waktu atau jangan-jangan lo gak punya uang ya?”. Sindir pemuda itu
senang melihat ekspresi Rara yang sudah mulai kebingungan.
“ Ia, gw memang gak punya uang, gw memang
miskin, gak kaya kalian anak-anak orang kaya yang tinggal mah uang transfer
langsung masuk, lo piker gw kaya kalian dengan seenaknya bisa minta uang”.
Sambil netesin air mata.
Emapat pemuda itu pun seketika tersentak
melihat ucapan Rara, tapi tak mau kalah walaupun ada perasaan kasihan
sebenarnya, namun sudah terkanjur gengsi
akhirnya pemuda itu pun memberikan penawaran lain.
“ Ok, kali ini gw gak bakal minta uang
ke lo tapi sebagai ganti rugi lo harus mau jadi pembantu dirumah gw selama 2
bulan, gw tau lo mampu dan kali ini gak usah nawar lagi. Entar gw temuin lo
lagi siang setelah selesai kuliah “. Pemuda itu akhirnya pergi ninggalin Rara
dengan perasaan bersalah dan tidak tega ketika melihat air mata Rara tiba-tiba
menetes, sungguh baru kali ini ada seorang cewek berani membentak dia dan
menangis didepanya.
Jam menunjukan pukul 14.00 dan segera
dibelokan mobil Jazz hitan itu kearah gedung tepat terletak disudut kampus
Alven. Dengan tergesa-gesa dan gelagat mengendap-endap akhirnya Rara masuk
dalam mobil itu.
“ Lo,mau bawa gw kemana?” Tanya Rara
“ Seperti yang sudah aku katakana tadi,
tugas pertamamu adalah melihat rumahku selanjutnya pekerjaan bisa kamu teruskan
sendiri tanpa aku jemput or aku antar, mengert?”. Balas Alven
“ iya?”. Dengan muka kusut Rara pun
hanya bisa menuruti permintaan Alven walaupun berat rasanya.
10 menit dari kampus akhirnya sampai
juga masuk diperumahan elit, mobil berhenti tepat dirumah ujung sebelah barat
dari kanan kanan jalan.
“ Gila, ini rumah apa istana?” Mata Rara
tak hentinya melihat tiap sudut rumah.
“ Udah, gak usah heran !”. Sahut Alven
sambil mendorong badan Rara masuk kerumah.
“ Pelan-pelan apa, rumah segede ini Cuma
kamu doing?jangan bilang q semua yang bakal ngebersihin ni rumah? “. Gerutu
Rara
“ Ya, seperti yang kamu lihat, dari
mulai menyapu,menyetrika, mencuci,ngepel dan satu lagi menyiram serta merawat
taman didepan selama 2 bulan ini menjadi tanggung jawabmu, mengerti dan gak
usah tanya lagi “. Alven sambil melempar tas nya dimuka Rara dan merebahkan
tubuhnya diata sofa didepan TV.
“ Apa, Elo gila apa? Tiap hari gw harus
ngelakuin semua pekerjaan itu sendiri?”. Gerutu Rara semakin meninggi.
“ Gak usah protes, gw mau tidur. Oh ia
satu lagi, aku laper masakin gw, semua bahan ada dikolkas, cepetan “. Sambil
mendorong tubuh Rara menuju ke dapur.
“ Tapi gw gak bisa masak”. Pura-pura
ngeles.
“ Halah, gw tau segoblok-gobloknya lo
pasti bisa masak. Gak banyak coment cepetan kerjakan atau elo gak gw anterin pulang. Gw mau mandi dulu, panas
“. Sambil menepuk pundak Rara.
30 menit kemudian, sambel tempe penyet,
sop ayam dan sambel kecap siap di atas meja.
“ Gw Cuma bisa masak itu doang, kalau
rasanya gak enak gak usah complain “. Manyunkan bibirnya kea rah pemuda itu dan
diambilkanya piring dan nasi.
“ Hem, baunya sedap boleh juga ni
masakan?”. Tanpa bosa basi Alven pun langsung menyantap hidangan yang ada
diatas meja, seperti orang yang gak pernah makan semua makanan pun ludes
seketika.
“ Gila lo, lo makan apa
kesurupan?hati-hati dong makanya”. Sahut rara sambil menyodorkan air minum.
“ Sumpah, masakan lo menjijikan tapi
berhubung gw laper tepaksa gw harus menghabiskanya”.
“ Masih saja sempet menghina, bialang
saja besok minta dimasakin lagi, huhw”. Dengan muka cemberut dan dibereskanya
sisa-sisa makanan itu.
“ Eh, besok lo kudu masak lagi bwt gw
dan gak pake diperintah semua pekerjaan sudah bisa dimulai besok, ok”. Dengan
muka penuh puas menyantap hidangan yang sudah lama dia tudak merasakan masakan
ibunya.
“ Huhw, bawel”. Menghelaikan nafas.
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
BalasHapusmampir di website ternama I O N Q Q.ME
paling diminati di Indonesia, ::))
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
~bandar poker
~bandar-Q
~domino99
~poker
~bandar66
~sakong
~aduQ
~capsa susun
~perang baccarat (new game)
segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile :d
Whatshapp : +85515373217 :* (f)