2 BULAN I BINTANG

2 BULAN 1 BINTANG

Ini ulang tahun pernikahanku tepat ke-9,,, suasana beda tak seperti biasa, namun malam ini sangat istemewa, walaupun aku harus berbaring lemas karena aku sedang menunggu kehadiran anakku yang ke dua, ku tulis secarik kertas yang kuselipkan di balik tempat tidurku..

“ Dek…sudah dibuat istirahat saja,kalau perutnya masih sakit…?”, suara suamiku sambil mengelus rambutku.

“Mungkin dedek udah tidak nendang2  lagi mas, jadi rasa sakit itu hilang “.

Sudah 2 hari aku berbaring dirumah sakit, entah sakit sekali perut ini..kata dokter ini  sudah waktunya aku melahirkan, namun sijabang bayi masih belum mau keluar dari perutku.

Namaku Ana .. aku bekerja disalah satu Bank swasta dan aku menikah diusia 26 tahun, aku di karunia 1 orang putri dan 1 putra yg kuberi nama saffa dan raja.

Mas Gun, suamiku yang bekerja sebagai seorang Arsitektur, dia pria yang baik,sholeh dan banyak disegani orang karena perangainya yg baik dan sopan, bayak juga bergelut di LSM.

Aisyah, gadis lugu,pendiem,sopan dan baik..dia seorang guru SD . Perangainya yg lemah lembut kadang kala membuatku iri, tapi aku tak pernah melihatnya langsung ,  ini hanya ku dengar dari cerita mas Gun. Aisyah sangat mencintai mas Gun, hingga diapun rela tak menikah dan tetap setia menunggu, walaupun mas Gun sudah menikah denganku.

Hampir 9 tahun lamanya ku menikah dengan mas gun,kebahagian dan keharmonisan keluarga pun selalu terjaga, namun semua itu terasa enyah dari kehidupanku setelah aku mendengar kata poligami,ya..kata itu seolah2 menghadapkanku pada suatu pengorbanan dan keikhlasan.

“ Mas, biar aku sama saffa dirumah saja, aku tak mau ikut “, Terasa berat aku harus mengucapkanya.

“ Tidak dek, aku tak akan pergi jika tanpa kamu dan saffa “, suamiku yg merasa bimbang.

“ sudahlah mas, saya tak apa, saya sudah mengijinkan mas untuk menjenguk  mbk aisyah, pergilah karena mbk aisyah sangat mebutuhkan mas “.

“ Tapi dek, saya nurut sama kamu,jika dek berat hati,mas tak kan pergi “, suara suamiku yg seolah merasa bersalah padaku.

“ Apapun yg terjadi,saya percaya sama mas,, pergilah “.

Ya..memang berat, tapi aku juga tak mau egois dengan keadaan..dia adalah imamku, dia yang berhak nentuin, asal semua itu demi kebaikan bersama.

Aisyah sakit keras, sudah 1 minggu berbaring dirumah sakit, dia terus memanggil nama mas Gun, sampai akhirnya keluarganya pun menelponku dan apalah daya akhirnya ku mengijinkan mas Gun tuk pergi menjenguknya.

 Entah apa yang ada di pikirkanku, hatiku seakan gelisah dan terus memikirkan suamiku yang sudah 2 hari belum pulang, aku harap semua baik-baik saja.

“ Ma.. papa mana?”, suara saffa yg mulai bertanya padaku.

“ sayang..papa kan lagi keluar kota buat nyelesein kontraknya “, aku harus berbohong demi menjaga hati anaku.

Tit,,tit,,

Inbox : Dek, sebelumnya mas minta maaf.. karena mas belum bisa pulang.

Sent : tak apa mas, selesain urusan mas sampai selesai, saya dan saffa baik2 saja.

Inbok : keadaan perut dek tidak pa2 kn?

Sent : Alhamdulillah baik mas, setelah urusan mas selesai cepet pulang ya..assalamualaikum.

Inbok : iy dek,,makasih..waalkumussalam.

Ya Allah, entah apa yang membuatkku benar2 tak berdaya dengan kedaan ini, istri mana yg tak khuatir melihat suaminya menemui wanita lain yang sangat mencintai suami kita apalagi aku yang sedang hamil tua, tapi udahlah aku percaya pada suami ku.

Setelah 4 hari, akhirnya mas Gun pun pulang dan diluar pikiranku, awalnya aku tak bisa menerima dalam hati namun, aku tak bisa menolak dengan keadaan seperti ini. Aisyah memang sangat mencintai mas Gun dan melihat kondisinya saat ini yg tak berdaya membuatku tak sanggup menolaknya dan melontarkan kata poligami, ya poligami. Keluarganya yg selalu menelponku dan  menceritakan keadaan aisyah, mebuatku iba dan jika aku harus berada pada posisi aisyah pun belum tentu sanggup, kebahagiaannya dapat bertahan hidup hanya pada mas Gun, entah ini sebuah petunjuk atau cobaan tapi ini adalah sebuah takdir dari Tuhan.

“ Dek, km sudah gila apa, menyuruhku menikahi aisyah? “, suamiku dengan nada emosi.

“ Dengarkan saya dulu mas, mbk aisyah sangat mebutuhkan mas, aku tahu aku,saffa dan calon anak kedua kita juga membutuhkan mas, saya percaya mas sanggup “, dengan tegas aku menjawabnya.

“ Dek,,saya tahu, tapi saya tak lupa dengan janji saya dulu,bahwa saya tidak akan pernah berpoligami itupun syarat mas kawin saya untuk menikahimu dek , apalagi sekarang kamu sedang hamil tua“, suamiku meneteskan air matanya tak sanggup menahan semua yg terjadi.

“ Mas, aku tahu itu tapi keadaan ini membuat kita harus berkorban, saya ikhlas lahir batin bila mas menikahi mbk aisyah, saya percaya mbk aisya wanita yg baik dan sholehah, asal mas bisa adil itu tak masalah buat saya, jika saya bisa berkorban dan ikhlas untuk membantu orang lain kenapa mas tidak?”, akupun ikut menangis dalam suasana itu .

“ ya Allah dek, sungguh besar hatimu.. jika aku harus menjadi dirimu mungkin aku tak akan sanggup “, suamiku memelukku dengan erat seolah takut kehilanganku.

Setelah beberapa minggu kemudian, perutku merasa sakit  tak tertahankan lagi ,mungkin uda waktunya aku melahirkan dan akupun dirujuk kerumah sakit. Semua terasa aneh , hatiku terasa tenang, hilang semua gundah dan masalah yg ada dipikiranku. Mungkin ini karena aku bahagia menanti calon bayiku. Entah apa yang membuatku ingin selalu berada didekat suamiku mas Gun dan anaku saffa, rasanya aku takut sekali kehilangan mereka berdua. Dua hari sudah aku dirumah sakit namun belum tanda-tanda melahirkan , padahal perut ini sudah terasa sakit sekali.

Allah berkata lain, ya aku harus dioperasi karena ada masalah dalam rahimku sehingga bayiku tidak dapat keluar dan ini juga yang membuatku harus memilih. Aku sempat pasrah dengan keadaan ini, setelah aku harus berkorban,ikhlas sekarang aku harus di hadapkan pada suatu pilihan. Mungkin Allah berkehendak lain, aku mencinta suamiku dan anak-anakku, ya inilah takdir dan inilah adalah pilihanku.

Untuk : suami dan anak-anakku tercinta

Assalamualikum,,

Sebelumnya mama minta maaf, mama sangat sayang pada kalian semua..

Mas,mungkin inilah yang dinamakan pengorbanan dan cinta,,semua itu harus dengan keikhlasan agar kita bisa memilih suatu pilihan. Tepat hari ini ulang tahun pernikahan kita yg ke-9, susah senag telah kita lewati bersama, aku sangat bahagia hidup dengan mas gun, mas suami yg sabar, tegas dan selalu mendidik Ana tak lupa dengan nasehat2 mas, serta mas adalah ayah yg baik buat saffa dan anak kita yg ke 2 . beri dia nama Raja. saffa dan raja adalah buah hati kita dan aku titipkan pada mas, aku akan sangat bahagia juga jika mbk aisyah mau jadi penggantiku buat kedua anak kita, aku ikhlas dengan semua ini karena Allah telah memberikan kehidupan padaku dan keluargaku dengan kebahagiaan yg berimpah, aku sangat mensyukurinya.

Anaku saffa, jadilah anak yang baik, jaga adikmu dan turuti nasehat papamu karena mama tidak bisa selalu menemani saffa, saffa uda gede pasti tau yg terbaik buat saffa,papa dan adek raja.

Mama sangat sayang pada kalian semua, dan mama harap kalian akan bahagia dengan kehidupan yang baru, ingat kuncinya adalah bersyukur dan ikhlas. Wassalam,,

Istrimu tercinta : Ana

Ya…itu adalah, akhir dari pengorbanan mama. Mama memilih adik untuk hidup…sebuah pilihan yg sulit untuk kami terima dan mama dengan tegar serta kuat bisa memilih pilihan itu.

Setelah 1 tahun, papa pun menikah dengan bunda aisyah,,beliau ibu yg baik buat aku dan adekku Raja, dengan sabar dan kasih sayangnya kami pun bisa menerima beliau sebagai ibu kami, walaupun sebenarnya dalam hati kita mama adalah tetap no.satu dan tak akan pernah terganti.

Aku percaya mama akan bahagia disana, melihat aku,adek raja,papa dan bundaku yang baru bahagia disini.

Papa juga sudah perlahan mulai bisa menerima keadaan ini, hampir 1 thn  tiap hari papa selalu datang kemakam mama , memang berat namun ini adalah sebuah pilihan, kita harus tetap bersyukur,tegar,sabar dan iklas dengan apa yg terjadi..seperti yg diajarkan mama selama ini.

Semoga mama disana bahagia dan  kita semua disini selalu merindukan mama. Tak lupa doa selalu mengiringi mama disana… amien,,,